BOOKING TIKET PESAWAT

salinan novel serial Harry Potter yang ditulis tangan

salinan novel serial Harry Potter yang ditulis tangan. Info sangat penting tentang salinan novel serial Harry Potter yang ditulis tangan. Mengungkap fakta-fakta istimewa mengenai salinan novel serial Harry Potter yang ditulis tangan

PLN Kotabumi Lampung Utara
cartoon picture gallery
CAR Magazine Online
Cell Phone and Mobile Technology
Woman Beautiful Hot pictures
Koleksi Gambar Kartun
Galeri foto artis wanita cantik
Aircraft images wallpaper gallery
Ship images wallpaper
Gambar Pesawat Terbang
Gambar Kapal Laut
salinan novel serial Harry Potter yang ditulis tangan
Berkat teknik pencetakan modern yang ia temukan dan menginspirasi perkembangan teknologi pencetakan berikutnya, buku-buku bisa dicetak secara massal dan lebih murah. Bisakah anda bayangkan, jika teknik pencetakan modern tidak pernah ditemukan, maka kira-kira butuh waktu berapa (puluh) tahun agar Anda bisa membaca salinan novel serial Harry Potter yang ditulis tangan? Nama Cai Lun dan Johannes Gutenberg mengingatkan kita bahwa keintiman manusia dengan buku, yang kita kenal sekarang, ditopang oleh semangat produksi dan distribusi massal yang murah serta nilai kenyamanan dari barang-barang yang mampu-cangking (portable). Tanpa itu, susah bagi kita untuk akrab dengan buku. Sehebat apa pun sebuah buku dan sedahsyat apa pun hasrat kita untuk membacanya, kita akan sukar menjangkaunya jika buku itu diproduksi dan distribusikan secara terbatas dengan harga sangat mahal serta tidak bisa dicangking. Kemudahan untuk dicangking (portability) maupun produksi dan distribusi yang massal tidaklah menjadi bagian yang dipikirkan oleh Michael Hart ketika menemukan buku elektronik (e-book) pada 1971. Pusat perhatian Hart saat itu adalah mengelola ledakan informasi yang menandai abad ke-20. Pikirannya mengarah kepada pemanfaatan teknologi digital untuk mempermudah cara menyimpan dan menemukan kembali buku, serta mencari informasi yang ada di dalam buku. E-book memberikan pengalaman baru dalam membaca; yaitu kemudahan menemukan kembali informasi yang ada di dalam buku. Sebelum ada e-book, kita harus mengandalkan ingatan dan jari-jari kita untuk membuka-buka halaman buku demi menemukan kembali informasi yang pernah kita baca. Dengan e-book, kita hanya perlu memilih perintah pencarian dan memasukan kata kunci yang ingin kita temukan. Lebih mudah, memang. E-book juga memberikan pengalaman baru dalam mengoleksi buku. Kita tidak memerlukan ruang yang besar untuk mengoleksi ratusan atau bahkan ribuan e-book. Kita juga tidak perlu pusing untuk menemukan kembali e-book yang kita mau di tengah ratusan atau ribuan koleksi e-book kita. Komputer akan membantu kita untuk menangani urusan itu. Selain memberikan pengalaman-pengalaman baru tadi, pada masa-masa awalnya, e-book juga merampas pengalaman-pengalaman lama kita dengan buku cetak. E-book tidak memberikan rasa intim karena kita tidak leluasa untuk membacanya. Kita tidak bisa membaca e-book sambil menyandarkan leher dan menjulurkan kaki kita di sofa. Ini terjadi ketika PDA (personal data assistence) belum mewabah dan e-book reader--semacam Sony Reader atau Kindle--belum dikembangkan. Banyak orang malas beralih dari buku cetak ke e-book karena persoalan portablitas ini. Repot rasanya memiliki buku yang tidak bisa dicangking. Agaknya hal ini juga yang membuat Barnes & Noble menutup penjualan e-book di toko buku online-nya pada tahun 2003, padahal tiga tahun sebelumnya toko buku besar ini begitu menggebu-gebu untuk menjual e-book yang bisa dibaca oleh software Microsoft Reader.


BOOKING TIKET PESAWAT
Powered By : Blogger