BOOKING TIKET PESAWAT

Burung merak

Burung merak. Info sangat penting tentang Burung merak. Mengungkap fakta-fakta istimewa mengenai Burung merak

Burung merak. Pulau Bunyu Kalimantan Timur. Kalangan penggemar sastra di tanah air tentu mengenal nama tokoh besar yang satu ini. Sudah selama empat dasawarsa namanya mempengaruhi dunia sastra di Indonesia. Siapa yang tidak mengenal nama WS Rendra. Laki-laki eksentrik yang mendapat sebutan si Burung Merak. Nama yang diambil dari sebuah karya puisinya yang terkenal itu. Sebagai seorang sastrawan, Rendra benar menjalani kehidupan berkesenian yang lengkap. Penulis puisi, cerpen, naskah drama, bahkan menjadi aktor. Beberapa karya puisinya yang terkenal misalnya "Nyanyian Angsa" dan "Sajak Rajawali". Dalam bidang drama, Rendra membuat beberapa naskah yang terkenal. Misalnya "Kisah Perjuangan Suku Naga", "Orang-orang di Tikungan Jalan", "Panembahan Reso", dan "Kasidah Barzani".

Tapi beberapa hari yang lalu, sastrawan besar itu telah meninggalkan medan seni yang telah membesarkannya itu. Setelah menderita sakit, seniman yang punya nama lengkap Willibrordus Surendra Broto Rendra dan lahir di Solo, Jawa Tengah, 7 November 1935 itu menghembuskan nafas terakhirnya pada hari Kamis, 6 Agustus 2009 pada jam 22.00 WIB. Sekali lagi negeri ini kehilangan lagi satu orang putra terbaiknya. Tapi karya-karya Rendra akan selalu dikenang sebagai karya yang independen, mandiri, berani, dan unik. Karena ciri khasnya ini, konon karya-karya Rendra tidak bisa dianggap mewakili perkembangan sastra Indonesia dari angkatan pertama hingga kini.

In Memoriam WS Rendra

Jika Ceko mempunyai Vaclav Havel dan Chile memiliki Pablo Neruda, maka Indonesia juga dihuni para pujangga yang mungkin sekaliber dengan keduanya dalam memotori bangkitnya kesadaran nasional dan mendedikasikan hidup untuk memberi jiwa pada masyarakat kering etik dan senjang nurani.

Seorang yang mungkin terbesar diantara itu adalah penyair dan dramawan besar kelahiran Solo, 7 November 1935, Willibrordus Surendra Broto Rendra atau lebih dikenal dengan nama WS Rendra.

Si Burung Merak, demikian dia diakrabi banyak orang, menghentakkan puisi-puisi penuh nilai dan moral serta berenergi dalam membangunkan negeri ini dari tidur pulas karena dipeluk materialisme, ketidakpedulian dan pengabaian, sekaligus menegakkan jiwa-jiwa lunglai karena bekapan tirani, penyimpangan dan kesewenang-wenangan.

Penyair yang pernah dimiliki Indonesia ini telah meninggalkan dunia untuk selamanya, tetapi puisi-puisi dan semua karya sastranya, larut abadi di setiap generasi setelahnya. Itu karena puisi-puisi hebat--tentu termasuk karya Rendra-- selalu hidup selamanya.

Para sastrawan percaya bahwa puisi mempunyai kekuatan mengangkat pikiran manusiawi biasa menjadi sebuah realitas yang menggenapkan dan kreatif. Puisi-puisi terbaik bahkan memanggul kekuatan yang membuat manusia memahami akalnya, jauh di luar untaian kata tersurat.

"Tidak ada fakultas ilahiah lain yang mempunyai kekuatan transendental terbesar melebihi batas-batas yang tak berbatas (selain puisi)," kata filsuf dan guru spiritual India, Sri Chinmoy.

Puisi membuat kita bisa sangat merasakan ekspresi hasrat dan pengalaman hidup terdalam kita, kendati untuk mencapai taraf ini kita mesti manunggal dengan puisi dan larut dalam syair puisi.


BOOKING TIKET PESAWAT
Powered By : Blogger