BOOKING TIKET PESAWAT

Malaysia kerahkan F-18 Hornet awasi kegiatan Eskpedisi Khatulistiwa

Malaysia kerahkan F-18 Hornet awasi kegiatan Eskpedisi Khatulistiwa. Info sangat penting tentang Malaysia kerahkan F-18 Hornet awasi kegiatan Eskpedisi Khatulistiwa. Mengungkap fakta-fakta istimewa mengenai Malaysia kerahkan F-18 Hornet awasi kegiatan Eskpedisi Khatulistiwa

Malaysia kerahkan F-18 Hornet awasi kegiatan Eskpedisi Khatulistiwa Kotabumi Jadi, tak hanya masalah pertahanan dan keamanan, tapi akan ada pemanfaatan pulau terluar seperti Pulau Nipa, untuk kegiatan ekonomi yang diharapkan nanti akan memberikan manfaat yang lebih besar bagi negara. Karenanya,Kementerian Pertahanan (Kemhan) mendukung penuh road map atau blue print pengembangan Pulau Nipa untuk sebagian wilayah ekonomi yang telah disiapkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. “Tapi Kemhan juga minta sebagian tetap dipertahankan untuk wilayah pertahanan dan keamanan,” ujar Purnomo. Menurut Menteri Kelautan dan Perikanan, saat ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sedang mengajukan usulan rancangan untuk dapat membangun transit dan pengisian bahan bakar bagi kapal-kapal yang akan menuju ke Singapura. Selain itu, KKP juga akan membangun semacam etalase dari perikanan hias yang nantinya dijadikan sebagai tempat wisata. “Dari 44 hektar keseluruhan luas area Pulau Nipa, 15 hektar digunakan untuk kepentingan pertahanan dan sisanya untuk kepentingan ekonomi,” kata Menteri Kelautan dan Perikanan. Dengan adanya kegiatan ekonomi di Pulau Nipa, diharapkan Pulau Nipa akan bisa menjadi lebih hidup dan menjadi zona ekonomi yang pada akhirnya dapat menghasilkan devisa negara. Seperti apa Pulau Nipa? Pulau Nipa adalah pulau terluar Indonesia yang terletak di perbatasan Indonesia dengan Singapura, dan merupakan wilayah dari pemerintah kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Pulau Nipa yang berbatasan langsung dengan Singapura semula memiliki luas awal sekitar 3600 meter persegi. Namun, sejak reklamasi Pulau Nipa pada 2004, pulau itu kini memiliki luas total 49,97 hektar, terdiri dari daratan 43,47 ha dan laguna 6,5 ha. Dari 43,37 ha daratan Pulau Nipa tersebut , sejumlah 28,47 ha diperuntukkan bagi kawasan ekonomi, sedangkan selebihnya 15 ha untuk kawasan pertahanan dan keamanan. Ekspedisi Khatulistiwa sedang digelar di bumi Kalimantan terhitung sejak 5 April 2012 sampai dengan 17 Juli 2012. Hajatan strategis ini diikuti 1.170 orang, mayoritas pasukan TNI segala matra, untuk mengenali dan mengintimi situasi geografi dan lekuk bumi Kalimantan. Utamanya di kawasan perbatasan yang menantang sekalian mensimulasi naluri tempur pasukan TNI melalui medan ralasuntai (rawa, laut, sungai dan pantai) di Kalimantan. Ini juga bagian dari “rekonstruksi operasi Anacondas-2” sebagaimana yang pernah difilmkan, meneliti flora dan fauna di pedalaman Kalimantan sembari mencari Anacondas dan anggrek merah kalau memang ada. Sekalian juga menginspeksi patok perbatasan yang sering diusili tetangga sebelah. Kepala Staf Angkatan Darat pernah bilang : Lu cabut patok gue sikat. Nah ini juga bagian dari pembuktian apakah ada patok perbatasan negara kita yang dicabut atau digeser oleh tetangga sebelah. Operasi teritorial yang melibatkan pasukan khusus TNI AD (Kopassus), Marinir, Kostrad dan Paskhas serta sejumlah ilmuwan, menwa dan relawan ternyata disikapi dengan kewaspadaan penuh oleh negara jiran Malaysia. Jauh-jauh hari pasukan Malaysia mendatangkan belasan MBT Pendekar ke Sabah dan arsenal lain di kawasan itu termasuk mengerahkan jet tempur F18 Hornet ke utara Kalimantan. Kamuflasenya adalah latihan militer ATM, katanya. Tapi kafilah tetap berlalu dengan langkah tegap walau anjing tetangga menggonggong terus. Mereka bahkan sampai mengawasi ketat pergerakan pasukan TNI yang mulai bergerak dari Sebatik menuju kawasan kabupaten Nunukan yang ada di daratan Kalimantan yaitu Simanggaris, Alang dan Lumbis. Mereka menganggap ekspedisi ini sebagai show of force sehingga harus dikawal dengan unjuk kekuatan juga. Karena merasa gerah dan gelisah mereka juga mengerahkan jet tempur Hornet ke Kinabalu dan pergerakan jet tempur ini dipantau ketat oleh radar TNI AU yang ada di Tarakan sehingga tanggal 16 April sampai dengan 20 April 2012 yang lalu TNI AU mengirimkan 1 flight jet tempur Sukhoi ke Balikpapan untuk melakukan operasi kawal udara di perbatasan. Kehadiran Sukhoi di kawasan perbatasan ini membawa manfaat bagi perjalanan ekspedisi karena setelah itu tidak ada lagi gangguan udara dari pihak sebelah.


BOOKING TIKET PESAWAT
Powered By : Blogger