Pulsagram, Aset Mandiri, KSU-Nuari, Kursus Online, Produk Bisnis Online Bagi banyak orang, tubuh dengan postur yang ideal selalu menjadi dambaan. Hampir semua orang tidak menginginkan berat tubuh yang berlebihan. Terlebih bagi kaum wanita. Bagi mereka, postur tubuh yang ideal merupakan kebanggaan dan selalu punya daya tarik yang kuat. Bahkan bagi para gadis, obesitas (kelebihan berat badan) merupakan kondisi yang harus dibuang sejauh mungkin. Sebutan sebagai "si Gembrot" tentu sangat menyakitkan. Segala macam cara akan digunakan untuk menghindari kegemukan. Salah satunya dengan cara menggunakan kulit kepiting. Kulit kepiting? Bagi banyak orang ini pasti terdengar aneh. Tapi anggapan itu akan hilang setelah membaca uraian di bawah ini.
Dalam silsilah keluarga binatang, kepiting masih termasuk dalam rumpun Crustacea dan juga masuk dalam golongan Decapoda atau binatang berkaki sepuluh. Dan udang juga termasuk dalam kedua golongan tersebut. Kabarnya, kini kulit Kepiting dan udang yang sudah mengalami pemrosesan tertentu akan menghasilkan serat yang dinamakan Chitosan yang bisa dijadikan sebagai bahan suplemen untuk melangsingkan tubuh kita.
Pengujian terhadap kulit luar kepiting atau udang membuktikan bahwa serat yang merupakan turunan Kitin yang dihasilkan dari kulit kedua hewan itu mampu menghambat penyerapan lemak oleh saluran pencernaan di dalam tubuh manusia. Lalu lemak yang tidak terserap tersebut akan dibuang keluar tubuh bersama kotoran. Dengan proses seperti itu, tubuh akan terhindar dari kelebihan berat badan.
Sesederhana itu kah prosesnya? Mungkin tidak. Kita lanjutkan membaca uraiannya.
Setalah masuk ke dalam lambung, Chitosan akan membentuk gel yang bermuatan positif. Gel bermuatan positif ini akan mengikat banyak zat lain yang berada di sekitarnya, termasuk vitamin C (Asam Askorbat). Vitamin C ini lah yang sangat membantu gel serat Crustacea bekerja lebih efektif dalam menyerap lemak. Kerjasama keduanya benar-benar ampuh untuk melawan lemak.
Sebagai sumber serat, crustacea juga punya kemampuan istimewa dalam hal menyerap beberapa senyawa yang ada di dalam tubuh, seperti lemak, kolesterol, glukosa, dan sebagainya. Penyerapannya baik dengan daya adesi maupun daya tarik-menarik elektrolitik. Sedangkan untuk zat-zat penting yang dibutuhkan tubuh, mineral misalnya, ada perlakuan tersendiri. Intinya, jika crustacea dikonsumsi dalam jumlah tepat, tingginya daya serap turunan kitin ini dipercaya tidak akan mempengaruhi keseimbangan mineral tubuh.
Sebuah hasil penelitian yang dilakukan oleh Deuchi K., Kanauchi O., Imasato Y., dan anggota timnya, tingkat kekentalan pada Chitosan juga berpengaruh terhadap kinerjanya. Makin tinggi tingkat kekentalannya makin kuat pula kemampuannya untuk mengikat molekul lemak yang berada di sekitarnya. Disamping itu, penggunaan dalam jumlah dosis yang tepat dapat meningkatkan kemampuan metabolisme tubuh.
Serat crustacea diyakini bisa memperbaiki lingkungan usus makhluk hidup, sekaligus memperbaiki proses metabolisme usus. Pemberian sebanyak 3 - 6 g serat crustacea, misalnya, akan menyebabkan berkurangnya enzim lesitinase negatif serta menurunnya produksi zat-zat pembusuk, seperti fenol, p-kresol, dan indol. Sebaliknya, jumlah asam organik yang mudah menguap, seperti asam asetat dan asam propionat, akan meningkat.
Tentu saja efek positif dari serat Crustacea yang membuat tubuh menjadi langsing itu hasilnya tidak terjadi dalam satu atau dua hari. Tapi dikonsumsi secara rutin dan harus dengan dosis yang tepat. Itu perlu diperhatikan karena selain memberikan efek yang positif, serat Crustacea (Chitosan) juga memiliki efek yang merugikan jika digunakan tidak dengan aturan yang dianjurkan. Efek yang merugikan itu misalnya mengakibatkan resiko Osteoporosis pada orang dewasa dan perlambatan pertumbuhan pada anak-anak. Untuk mencegah resiko tersebut, jika mengkonsumsi serat Crustacea secara rutin hendaknya juga diiringi dengan asupan tambahan bahan makanan yang kaya dengan vitamin dan mineral. Terutama vitamin D, kalsium, dan magnesium.
7 years ago